Panas Menurut Chinese Medicine

-


Selain Angin, Panas juga bisa menyebabkan sakit. 

Di Indonesia, Panas menjadi salah satu faktor penyebab penyakit utama, antara lain disebabkan Indonesia tidak punya musim dingin, tidak seperti negara lain yang memiliki musim dingin.

Selain itu, juga dikarenakan oleh jenis makanan yang dikonsumsi. Sekarang ini yang disukai orang adalah makanan berlemak, gorengan, panggang, snack, banyak micin serta berkolestrol tinggi. Itu semua juga bisa menyebabkan Panas muncul dan merusak tubuh.

Tapi jangan langsung berpikir bahwa Panas yang dimaksud adalah soal temperatur. Ada yang menanyakan, "Kalau begitu, saya tidak boleh minum air panas? Tidak boleh makan makanan yang baru saja matang? Tidak boleh banyak kena sinar matahari? Tidak boleh mandi air panas?" Dan seterusnya.

Walau ada faktor temperatur bermain disini, namun bukan itu yang secara spesifik menyebabkan sakit. Sama halnya seperti Angin (Anda bisa membaca artikel yang pernah saya tulis dahulu), semua jenis Faktor Penyebab Penyakit dalam Chinese Medicine itu tidak dinilai dari wujud kasatmata, melainkan lebih ke arah karakteristik sifat gejala penyakit yang timbul tersebut.

Air hangat, sinar matahari, serta makanan yang baru matang, meskipun panas, namun kecil kemungkinan bahkan tidak bisa menimbulkan penyakit.

Adapun ciri-ciri Panas dalam Chinese Medicine diantaranya sebagai berikut:
1. Bersifat Yang; Ke Atas. Cenderung menyerang tubuh bagian atas
2. Merusak Cairan dan Energi (Qi)
3. Menimbulkan Penyakit Angin
4. Mengganggu Darah (bisa menimbulkan pendarahan)
5. Mengganggu Jiwa (mengacaukan psikis/pikiran)
6. Mudah menyebabkan bisul dan korengan

Sinshe Shinta Amelia, CMD

Postingan populer dari blog ini

Apa Itu SINSHE

-
Gambar
Asal kata Sinshe berasal dari bahasa mandarin "Xiansheng, yang pada zaman dahulu berarti Guru. Dalam bahasa mandarin modern "xiansheng" 先生 sudah bukan lagi berarti Guru, melainkan panggilan untuk pria (Bapak). Negara yang masih menyebut Guru dengan "xiansheng" adalah Jepang (xiansheng disebut "sensei" 先生【せんせい】  ) dan Korea (xiansheng disebut "seonsaeng - nim" 선생님  ). Di China kuno Sinshe (xiansheng) adalah sebutan pada Guru untuk bidang apapun. Sementara di Indonesia, Sinshe menunjuk pada orang-orang tertentu yang menguasai keterampilan dalam pengobatan tradisional China. Dalam pemikiran rata-rata orang Indonesia Sinshe adalah orang sangat tua, dengan rambut memutih seluruhnya, wajah penuh kerutan tapi memancarkan aura kebijaksanaan dan ketenangan, kalau berbicara suaranya pelan dan lembut sekali.... padahal yang ahli dalam ilmu pengobatan China belum tentu harus berpenampilan seperti itu. Banyak juga anak-anak muda, berpenamp
Baca selengkapnya

Totok Satu Titik di Lokasi Tubuh Tertentu Bisa Membuat Tubuh Lumpuh?

-
Gambar
Mungkin Anda sekalian seperti saya, membaca komik silat dan menonton film silat, lalu melihat banyak adegan dimana si pendekar atau si penjahat menotok titik di tubuh tertentu dan orang yang ditotok tiba-tiba lumpuh - atau tertawa sendiri, atau menangis sendiri, atau bahkan langsung mati. Lalu berpikir, "Wow, keren banget! Bisa begitu, yah?!" Saya ingat dulu beberapa orang pernah bertanya begini pada saya, "Kamu tahu titik akupunktur, berarti kamu bisa melakukan seperti yang adegan film silat itu, ya?" Sekarang saya akan menjawabnya; Bisa. Betulan. Memang bisa. Makanya saat saya mempelajari akupunktur saat kuliah dulu, kita diajari titik-titik rawan dan berbahaya yang bisa melukai orang, menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Dan tes pengujian pun menyeleksi kita dengan sangat ketat - untuk sangat berhati-hati menggunakan lokasi tersebut. Yang gagal menerapkannya, tidak akan diluluskan. Akupunktur sendiri juga terbukti sebagai cara anastesi yang baik. Pada zaman da
Baca selengkapnya

Habis Terapi Akupuntur, Terus Makin Sakit, Kok???......

-
Gambar
Seorang pasien datang kepada saya, mengeluhkan tangan kirinya yang sulit diangkat. Ketika itu ada banyak pasien yang datang berobat sehingga saya terpepet waktu dan hanya bisa memberikan terapi akupuntur tanpa penjelasan yang mendetail. Keesokan harinya ia menelpon saya, berseru-seru khawatir bahwa tangannya malah tambah sakit dan makin sulit saja untuk diangkat. Saya menganjurkannya untuk datang kembali berobat, tetapi ia tidak mau, hanya terus berseru panik, bahkan berkata mungkin saja saya salah menterapi dia. Dari teman yang menyampaikan pada saya, saya jadi tahu ia terus kesakitan selama seminggu. Jujur saja saat itu saya bertanya waswas dalam hati, benarkah apa yang ia tudingkan, bahwa saya telah salah mengobatinya? Akan tetapi dua minggu telah berlalu. Tiba-tiba ia kembali dan menyatakan pada saya bahwa tangannya sudah sembuh total. Ia sekarang datang untuk mengobati penyakitnya yang lain. Ternyata rasa sakit itu hanyalah sebuah proses yang membantunya menuju kesembuh
Baca selengkapnya