Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Akupuntur Jepang: Sejarah dan Progress

Gambar
Budaya dan pengobatan Jepang kuno memiliki dokumentasi yang terbatas, tetapi ketika masa keemasan Jalur Sutera, karena letak Jepang yang dekat dengan China dan Korea, terjadi pertukaran budaya dan ini mendorong perkembangan budaya, mencakup juga seni dan teknologi, dan tentunya pengobatan akupuntur. Pengobatan tradisional Jepang sangat dipengaruhi oleh pengobatan China, yakni herbal medicine, akupunktur, moksa, tao-yin dan pijat. Periode Asuka - Nara (592–794): Chinese Medicine dikenalkan ke Jepang Pengobatan asing pertama yang dikenalkan ke Jepang berasal dari Silla (Korea) tahun 414 M, dan dokumentasi pertama mengenai herbal berasal dari Wu (China) tahun 562. Dokumen tersebut juga berisi data akupuntur seperti jalur meridian dan acupoint. Berangsur-angsur, Jepang yang harus terlebih dulu menerima pengobatan China via Korea, kini bisa langsung ke China sendiri. Tahun 701, disahkan Ishitsu-rei, hukum medis pertama di Jepang. Hukum ini mengesahkan bahwa akupuntur sepenuh

Habis Terapi Akupuntur, Terus Makin Sakit, Kok???......

Gambar
Seorang pasien datang kepada saya, mengeluhkan tangan kirinya yang sulit diangkat. Ketika itu ada banyak pasien yang datang berobat sehingga saya terpepet waktu dan hanya bisa memberikan terapi akupuntur tanpa penjelasan yang mendetail. Keesokan harinya ia menelpon saya, berseru-seru khawatir bahwa tangannya malah tambah sakit dan makin sulit saja untuk diangkat. Saya menganjurkannya untuk datang kembali berobat, tetapi ia tidak mau, hanya terus berseru panik, bahkan berkata mungkin saja saya salah menterapi dia. Dari teman yang menyampaikan pada saya, saya jadi tahu ia terus kesakitan selama seminggu. Jujur saja saat itu saya bertanya waswas dalam hati, benarkah apa yang ia tudingkan, bahwa saya telah salah mengobatinya? Akan tetapi dua minggu telah berlalu. Tiba-tiba ia kembali dan menyatakan pada saya bahwa tangannya sudah sembuh total. Ia sekarang datang untuk mengobati penyakitnya yang lain. Ternyata rasa sakit itu hanyalah sebuah proses yang membantunya menuju kesembuh