Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

Fakta-Fakta yang Harus diketahui pasien yang Ingin Berobat dengan Akupunktur

Ya, ini sangat penting! Terutama bagi para pasien yang sama sekali belum pernah mencoba akupunktur dan tidak tahu, apa siihhh…. Akupunktur ini sebetulnya???... Ternyata banyak “aturan main” yang harus diketahui juga dipatuhi oleh para pasien. Berikut saya paparkan “aturan main” tersebut: 1.       Jangan terkejut bila saat seorang terapis menusukkan jarum ke titik yang bersangkutan, maka akan terasa ngilu, baal, kebas, panas-dingin bahkan kesetrum – itu justru adalah tanda yang wajar dalam akupunktur. Istilah bahasa mandarinnya adalah De Qi – Mengenai Aliran Qi (kalau bahasa awam yang gampang dimengerti; Merangsang Syaraf, walaupun tetap masih kurang tepat). Justru ini adalah pertanda bagus. Bila tidak ada tanda-tanda seperti ini, itu berarti akupunktur belum bekerja sampai ke titik maksimal. 2.       Usahakan jangan tegang. Tegang akan membuat pori-pori kulit menyempit dan justru menghalangi jalan keluar-masuk jarum, yang akan membuat rasa sakit semakin bertambah. Pada pen

Jawaban Studi Kasus - Part 1

(WARNING: Tulisan berikut terutama ditujukan bagi para praktisi TCM atau pelajar yang minimal telah mencapai semester 2 kelas TCM. But... bila Anda merasa tingkat kemampuan TCM Anda sudah tinggi, sangat saya persilakan untuk membaca blog ini.... So, enjoy!) Ini adalah pembahasan soal studi kasus TCM, saya bagi dalam beberapa bagian karena pembahasan akan cukup panjang. So, selamat mengikuti... 1.       Tuan Wang, pria 44 tahun. Batuk kering selama beberapa tahun belakangan. Tenggorokan kering dan sakit, bibir dan hidung juga kering, tiada dahak, atau kalaupun ada sangat sulit dikeluarkan, mulut terasa kering, disertai hidung tersumbat, lidah merah selaput lidah putih tipis kering, nadi mengambang cepat. Nama Penyakit: Batuk; Syndrome Kering Menyerang Paru-Paru Patogenesis: Angin Kering Menyerang Paru-Paru, Paru Kehilangan Daya Melembabkan dan Menjernihkan Formula: Sang Xing Tang modifikasi     Sangye 10 g, Xingren 3 g, Shashen 10 g, Beimu 19 g, Douchi 10 g, Li pi (ku

Menelan Zao Bulat-Bulat

Ini adalah salah satu pepatah yang sangat familier dalam bahasa mandarin, dengan bahasa mandarinnya 囫囵吞枣 - Hu Lun Tun Zao . Zao adalah kurma China. Alkisah, ada seorang anak muda yang tengah memakan buah pir dan zao di jalanan dengan begitu lahapnya. lalu lewatlah seorang bijak, dan menasihatinya, "Pir memang baik untuk gigi, tapi merusak lambung. Dan Zao , baik untuk lambung, tapi merusak gigi." Sebetulnya maksud sang bijak adalah baik; agar si pemuda memakan buah dengan wajar dan bukannya dengan rakus. Tetapi ternyata si anak lebih memilih mengikuti nafsu duniawinya. Dan ternyata, kalau untuk urusan memuaskan nafsu duniawi, otaknya dapat berputar dengan sangat cepat. Sebentar saja ia telah menemukan ide yang (menurutnya) brilliant. "Pir baik untuk gigi tapi merusak lambung, zao baik untuk lambung tapi merusak gigi. Jadi bagaimana kalau aku menggigit-gigit pir lantas langsung memuntahkannya, sementara zao , akan kutelan bulat-bluat tanpa kugigit." Dan ia be

Kisah Mengenai Tabib Wu Ju Tong

Wu Ju Tong adalah salah satu tabib kuno kenamaan China, penulis buku klasik terkenal TCM Wen Bing Tiao Bian - Analysis on Epidemic Febrile Disease . Alkisah ia pernah menghadapi salah satu pasien yang "menakjubkan", dan berhasil menyembuhkannya dengan cara yang menakjubkan pula.  Konon, ada seorang pelajar yang senantiasa gagal dalam mengikuti ujian kekaisaran. Ada baiknya teman-teman ketahui bahwa berhasil lulus ujian kekaisaran dan menjadi pejabat negara adalah prestasi terbaik yang diinginkan semua rakyat China pada saat itu, bila di Indonesia mungkin mirip dengan berhasil lulusnya seseorang di UMPTN. Nah, si pelajar tidak seberuntung koleganya yang lain, selama 30 tahun dia selalu gagal dalam ujian dan, bayangkan teman-teman, dia baru berhasil lulus pada usia 60 tahun! Perjuangannya selama 30 tahun akhirnya terwujud, si pelajar tentu girang setengah mati. Lalu ia mulai bertingkah laku aneh. Ia melepas bajunya satu per satu hingga telanjang bulat pada akhirnya, begitu