Hidup Bukan Soal Menang Atau Kalah

Ketika saya dulu masih bersekolah, dari SD sampai bahkan kuliah, saya telah terbiasa menjadi "pemenang". Saya selalu menduduki peringkat satu di kelas, lalu saat kelas enam SD mendapat juara umum dari 3 kelas, berada di urutan pertama dari 181 siswa, dan itu terus berlanjut sampai SMP. Saya juga sempat memenangkan berbagai lomba, diantaranya juara satu lomba MIPA sekecamatan saat SMP kelas 2. Saat SMA preatasi saya menurun karena saya masuk ke SMA favorit, tetapi saya masih tetap masuk sepuluh besar di kelas, bahkan peringkat dua atau tiga. Dan saat kuliah pun, saya sering dianugerahi gelar mahasiswa teladan.

Keadaan ini membuat saya terbiasa "menang" dan terus berusaha menjadi pemenang. Mental saya dibentuk supaya saya tidak boleh "kalah". "Kalah" akan sangat memalukan untuk saya. Dan pola pikir inilah, yang pernah nyaris menjatuhkan saya.

Ada saatnya ketika saya diremehkan hanya karena orang melihat penampilan luar saya - saya masih muda dan dianggap belum berpengalaman, belum lagi tampang nerdy dan berpenampilan sederhana (seperti yang selalu diajarkan guru-guru saya). Memulai karier dengan membuka praktek pribadi jauh lebih sulit karena kita tidak mendompleng nama rumah sakit besar, namun berdiri di atas kaki kita sendiri. Hanya sedikit orang yang percaya - bahkan pada awalnya banyak yang meremehkan dan menghina saya. Dan saya pun menyadari bahwa kerja nyata jauh lebih kompleks ketimbang belajar teori. Kita bisa dengan mudah "dikalahkan" oleh orang-orang yang tidak pernah kita sangka. Bila di sekolah kita hanya belajar sebatas pengetahuan, maka di dalam kerja praktek nyata kita dituntut untuk mempelajari performa, cara berkomunikasi, berpenampilan, manajemen, dan terutama, mindset.

Sesudah bertahun-tahun saya berjuang membangun karier saya dari nol, akhirnya kini saya bisa berbangga bahwa saya sudah cukup mapan dan bisa menyebut diri sinshe yang berpengalaman. Dan yang menolong saya, adalah mindset yang telah berhasil saya bentuk selama ini, yakni mindset untuk tidak pernah menyerah.

Ternyata untuk mencapai keberhasilan tidak cukup hanya dengan kepintaran. Kepintaran sudah saya punyai dengan mudah - sungguh. Tapi yang lebih penting dari itu semua - resiliensi. Ketahanan banting kita. Saya sempat dimaki saat praktek, ditolak, direndahkan, bahkan diancam. Berapa kali sudah saya sempat menyerah dan ingin banting setir ke pekerjaan lain karena kurangnya orang yang mempercayai saya? Belum lagi ditambah orang-orang yang menyebarkan gosip tidak enak tentang saya. Tapi jika saya menyerah, saya tidak akan mencapai ke posisi saat ini. Ketahanan banting jauh lebih penting dari kepintaran belaka. Ketahanan itulah, yang membuat saya terus bertahan walau sering lelah, optimis setiap hari, siap sedia untuk mengimprovisasi diri... Ketahanan banting itulah, yang akhirnya membuat kita sukses.

Dan resiliensi ini pulalah, yang pada akhirnya membawa saya pada pemikiran bahwa, Sebenarnya tidak ada istilah menang atau kalah dalam hidup ini. Kompetisi hanyalah ciptaan kita sendiri. Orang yang "menang" sebenarnya tidak perlu bangga bila ia menjadi pemenang - mungkin hanya karena kemujurannya saja saat itu sedang dilancarkan. Banyak juga orang yang "menang" bukan karena jalan halal, namun karena cara menyimpang. Apa bangganya kalau begitu? Semua orang juga bisa bukan, kalau begitu? Dan sebaliknya orang yang kalah, tidak benar-benar kalah, hanya saja nasibnya sedang tidak mujur.

Menang kalah juga menimbulkan iri hati dan kejahatan. Saya juga sering jadi korban karena orang iri pada saya. Walaupun niat jahat orang juga tidak berubah jika kita gagal. Tetapi saya belajar satu hal - Menyingkir dari "kompetisi" fana membuat saya lebih bahagia. Saya berusaha mencapai target, tapi saya berhenti berkompetisi. Biar saja orang lebih hebat dari saya. Biar saja orang lebih kaya dari saya. Biar saja orang mau menyombongkan diri kepada saya. Toh, belum tentu mereka lebih bahagia daripada saya, bukan? Yang pasti, saya sudah bahagia.

Terakhir, izinkan saya berterimakasih kepada Anda semua yang telah mempercayai saya. Mari kita bersama-sama melepaskan diri dari perseteruan dan hidup dalam keharmonisan.

Sinshe Shinta Amelia, CMD


Postingan populer dari blog ini

Apa Itu SINSHE

Totok Satu Titik di Lokasi Tubuh Tertentu Bisa Membuat Tubuh Lumpuh?

Habis Terapi Akupuntur, Terus Makin Sakit, Kok???......