Diagnosa Nadi dengan Benang – Benarkah Pernah Terjadi???
Diagnosa Nadi Dengan Benang, atau nama
mandarinnya Xuan Si Zhen Mai 悬丝诊脉, adalah salah satu pendiagnosaan “nyentrik” yang
kerap jadi bahan perdebatan, bahkan oleh para praktisi TCM sekalipun. Baik para
pasien yang berobat maupun para murid di kursus yang saya ajar sangat antusias
mengetahui kebenaran fakta di balik cara Diagnosa ini. Dan terus terang, saya
sendiri pun pernah sangat tergila-gila akan “kemistikan” cara pendiagnosaan xuansi maizhen (apalagi ditambah
pengaruh cerita-cerita komik dan novel dan juga film-film kolosal yang –
begitulah dashyatnya sebuah karya seni – bisa menarik dan menginspirasi
sedemikian rupa). Jadi saya sangat memahami ketertarikan teman-teman sekalian.
Sebelumnya, baiknya saya ceritakan dahulu latar
belakang kemunculan xuansi maizhen ini.
Pada zaman dahulu kala, aturan feodalisme sangat ketat, apalagi dalam istana
kekaisaran. Pria dan wanita tidak boleh saling bersentuhan, apalagi bila pria
yang statusnya lebih rendah menyentuh wanita yang bestatus lebih tinggi seperti
Permaisuri dan Puteri… wah, bisa kepala si pria nyampe ke kutub selatan tuh!
Lantas, bagaimana agar seorang Tabib Istana bisa memeriksa sang pasien dan menyembuhkannya?
(Soalnya kalau tidak bisa menyembuhkan akan juga jadi masalah, dong…)
Ini dimulai dari Sun Simiao 孙思邈 . Sun Simiao adalah seorang tabib yang sangat
terkenal – penulis buku Bei ji Qian Jin
Yao Fang yang di dalamnya terdapat Bab Da
Yi Jing Cheng “Moral Seorang Penyembuh Mulia”, penemu titik “a shi xue”, bahkan digelari Dewa Obat untuk
kepandaiannya. Alkisah, Kaisar Tang Taizong, salah seorang kaisar paling
terkenal dan berprestasi dari Dinasti Tang, tengah mengalami kerisauan.
Permaisurinya telah mengandung selama sepuluh bulan dan tiba-tiba saja terkena
masalah yang sangat hebat dengan kandungannya. Konon penyakit sang Permaisuri
sangat berat dan tiada satupun tabib istana yang bisa menyembuhkannya. Kaisar
pun menjadi pemurung dan risau setiap hari. Sampai salah seorang menteri
menyarankan untuk “Mengundang Sun Simiao, salah satu tabib yang terkenal di
masyarakat ke Istana.” Sang kaisar yang memang tengah kehilangan harapan,
langsung setuju.
Masalah pun terjadi. Sun Simiao yang notabene adalah
sinshe dari kalangan awam, berpakaian lusuh dan sederhana, menghadap Permaisuri
yang anggun, cantik, dan dipuja bagikan dewi. Omong kata Kaisar dan Permaisuri
sendiri menyetujuinya (bagaimanapun demi kesembuhan Permaisuri sendiri), namun
aturan istana lah yang melarang dengan sangat keras. Tapi Sun Simiao tidak
segera kehilangan akal. Ia lantas mengumpulkan kasim dan dayang yang melayani
langsung sang Permaisuri, menanyai mereka sedemikian rupa sampai ke masalah
sehari-hari yang remeh-remeh, lalu menyusun kesimpulan. Sekarang lah waktunya
sang Tabib beraksi. Dikeluarkannya seulas benang tipis, diuraikannya sampai
menyentuh pergelangan tangan permaisuri, lalu dengan memasang mimik
sungguh-sungguh dan penuh keseriusan iapun memilin-milin ujung benang satunya
lagi.
Beberapa saat kemudian, Sun Simiao berkata, “Baginda,
hamba telah mendiagnosa tuntas penyakit Permaisuri.”
Orang-orang di sekitarnya berseru kegirangan. Kaisar
Taizong bertanya bersemangat, “Lalu, bagaimana Anda akan menyembuhkan
permaisuri?”
“Mudah saja, Baginda. Saya mohon seorang dayang
membantu mengulurkan jari permaisuri melewati tirai bambu. Cukup satu tusukan
jarum dan saya akan menyembuhkan beliau.”
Kaisar segera memerintahkan seorang dayang untuk
melakukan yang disarankan Sun Simiao. Sang Tabib kembali beraksi. Ditusukkannya
jarum ke jari tengah permaisuri, yang segera menjerit kesakitan. Sebentar
kemudian, pecahlah suara tangisan bayi. Permaisuri telah berhasil melahirkan
Pangeran.
Salah satu keberhasilan Sun Simiao inilah yang membuat
namanya melambung sedemikian rupa.
Tapi bila teman-teman perhatikan dengan lebih jeli
cerita di atas, tidakkah teman-teman dapat menebak, apa sebetulnya yang membuat Sun Simiao yakin akan diagnosanya?
Apakah hanya karena xuansi maizhen-nya
yang luar biasa? Ternyata, bukan. Kedetailan data-data yang ia dapatkanlah yang
luar biasa.
Rakyat China sendiri amat penasaran dalam hal ini.
Beberapa orang pernah menanyai seorang sinshe terkenal di China, Shi Jinmo Lao Xiansheng 施今墨老先生. Shi Jinmo Xiansheng pernah ditugaskan untuk
memeriksa keluarga kekaisaran Dinasti Qing. Dan apa kata beliau? “Itu adalah cara yang,
benar ada, tapi juga benar tidak ada. Disebut benar ada, karena memang
sesungguhnya cara itu benar dipraktekkan di kalangan istana. Benar tidak ada,
karena cara itu hanyalah sebuah “Cara”. Yang sebenarnya para tabib lakukan saat
memeriksa Permaisuri, Puteri dan para Selir adalah, dengan mendekati para kasim
yang berinteraksi langsung dengan mereka. Si tabib akan menanyakan semua hal
sampai ke hal-hal remeh-picisan sekalipun – pokoknya sedetail mungkin. Dan
supaya si kasim mau bicara jujur, kita akan memberikan “Reward” bagi mereka.
Dengan demikian, kunci keberhasilan telah digenggam oleh kami. Adapun kami
tetap melaksanakan xuansi maizhen,
pertama untuk menghormati aturan istana yang keras dan strict; kedua agar
supaya yang bersangkutan mempercayai kami sepenuhnya.”
Jadi intinya… ini hanyalah “trik psikologis” yang
diciptakan oleh para tabib jaman kuno. Kenyataan sesungguhnya, Metode
Pertanyaan Wen, serta kelihaian dan
ketelitian seorang tabib adalah metode paling berguna untuk menyembuhkan
seorang pasien.
Terima kasih telah membaca!
Oleh: Sinshe Shinta Amelia, CMD
shinta.tcm@gmail.com