Habis Terapi Akupuntur, Terus Makin Sakit, Kok???......

Seorang pasien datang kepada saya, mengeluhkan tangan kirinya yang sulit diangkat. Ketika itu ada banyak pasien yang datang berobat sehingga saya terpepet waktu dan hanya bisa memberikan terapi akupuntur tanpa penjelasan yang mendetail. Keesokan harinya ia menelpon saya, berseru-seru khawatir bahwa tangannya malah tambah sakit dan makin sulit saja untuk diangkat. Saya menganjurkannya untuk datang kembali berobat, tetapi ia tidak mau, hanya terus berseru panik, bahkan berkata mungkin saja saya salah menterapi dia. Dari teman yang menyampaikan pada saya, saya jadi tahu ia terus kesakitan selama seminggu. Jujur saja saat itu saya bertanya waswas dalam hati, benarkah apa yang ia tudingkan, bahwa saya telah salah mengobatinya?

Akan tetapi dua minggu telah berlalu. Tiba-tiba ia kembali dan menyatakan pada saya bahwa tangannya sudah sembuh total. Ia sekarang datang untuk mengobati penyakitnya yang lain.

Ternyata rasa sakit itu hanyalah sebuah proses yang membantunya menuju kesembuhan total.

Ada pula pasien lain yang mengeluhkan keadaan sama dengan pasien di atas. Belajar dari pengalaman, kali ini saya tidak hanya memberikan terapi namun saya pun juga menceritakan pengalaman saya padanya, tak lupa memberi penjelasan dengan maksud agar ia jangan khawatir bila mengalami kejadian yang sama. Dan benar saja, ia mengalami rasa sakit yang serupa. Katanya, ia malah tegang saat diakupuntur. Namun sayang sekali, berlawanan dengan pasien pertama, ia memutuskan untuk menghentikan terapi, karena alasan "setelah akupuntur malah jadi tambah sakit." Ia bahkan sama sekali tak mau mencoba akupuntur lagi.

Saya sendiripun juga pernah mengalami rasa sakit yang sama. Suatu ketika bahu kiri saya masuk angin dan mengakibatkan tangan susah digerakkan, menggunakan tangan kanan saya pun menusuk sendiri bahu kiri saya. Esoknya saya mengalami sensasi tidak enak dimana bahu dan tangan kiri saya baal dan terasa berat sekali, sensasi yang jadi malah ada sesudah akupuntur. Dan lagi rasa sakit juga tidak mereda sedikitpun. Tapi karena saya mengerti proses penyembuhan akupuntur memang bisa menimbulkan efek samping seperti ini, saya mengabaikannya. Keesokan harinya, rasa sakit tersebut menghilang tak bersisa.

Perihal ini mengingatkan saya akan kisah-kisah perjuangan mencapai sukses. Seperti yang kita tahu bahwa untuk bisa meraih sukses, seseorang harus acapkali mengalami jatuh bangun terlebih dahulu. Sebagian besar pebisnis hebat merugi pada awal kariernya membangun bisnis. Seseorang yang pandai naik sepeda acapkali terjatuh saat berlatih naik sepeda. Makanya ada kata-kata, "Sukses adalah berjalan dari satu kegagalan ke kegagalan lain tanpa patah semangat". Ternyata,  inipun sama dengan proses penyembuhan. Obat untuk menyembuhkan sakit yang tokcer acapkali adalah obat yang rasanya tidak enak. Pada operasi, prosesnya sangat tidak enak, bahkan seringkali pasien bertaruh dengan nyawanya di ranjang operasi, baru bisa mencapai kesembuhan. Segala sesuatu yang besar tidak akan bisa dicapai hanya melewati hal yang mudah.

Jadi, rasa tak nyaman saat proses akupuntur jangan dipandang sebagai kegagalan untuk jadi alasan kita menyerah. Melainkan kita jadikan jalan untuk terus bergerak maju menuju kesembuhan.

(Tambahan: Ketidaknyamanan ini hanya terjadi sesekali, sama seperti efek samping pada obat hanya terjadi kadang-kadang dan pada kondisi pasien tertentu. Biasanya efek samping ini sering terjadi pada: pasien yang tegang saat akupuntur, atau menggerak-gerakkan anggota tubuh yang sedang diakupuntur dengan intens, bahkan berjalan saat akupuntur. Jika tidak melakukan 3 kondisi demikian efek samping bokeh dibilang tak pernah terjadi).


Terima kasih telah membaca! 

oleh: Sinshe Shinta Amelia, CMD

(Pictures are from the internet).


Postingan populer dari blog ini

Apa Itu SINSHE

Totok Satu Titik di Lokasi Tubuh Tertentu Bisa Membuat Tubuh Lumpuh?